Harga di tingkat pengecer bahkan naik hingga Rp 30 ribu per tabung. "Stok di tingkat pangkalan tersedia sinkron jadwal dengan harga Rp 19.000 - Rp 20.000/tabung. Namun pasokannya sangat terbatas, sebab sekali datang akan langsung diserbu konsumen," ujar Majid di Gorontalo, Minggu, 21 Mei 2017.
Majid mengatakan warga berharap pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pihak PT Pertamina agar kelangkaan gas bisa diatasi. Ia ingin software ibadah puasa Ramadan tak terganggu.
Roslina (54), penjual kue kering di Kecamatan Gentuma, mengatakan dirinya terpaksa harus membeli tabung dalam jumlah banyak agar bisa mengatasi kekosongan gas elpiji 3 kg.
"Saya mengantisipasi kelangkaan gas elpiji dengan membeli tabung lebih dari tiga buah agar aktivitas pembuatan kue nir terhenti. Terutama mengingat harus mengejar target pesanan sebelum Idul Fitri," ujarnya.
Sementara itu, Rino (44), warga Kecamatan Kwandang, mengaku dalam dua hari ini ia kebingungan mendapatkan stok gas elpiji. Terutama mengingat pangkalan-pangkalan di wilayah ini mengalami kekosongan.
"Saya berkeliling dari desa ke desa buat mendapatkan gas elpiji. Namun rata-rata pangkalan yang ada mengalami kekosongan stok," ujarnya.
Harga di tingkat pengecer pun, kata Rino, sangat tinggi, yakni mencapai Rp 30 ribu per tabung. Ia berharap pemerintah segera bergerak membantu masyarakat mengatasi persoalan ini. Apalagi nir ada bahan bakar alternatif yang lebih murah tersedia di wilayah ini.
Pemerintah daerah diharapkan memperhatikan suplai gas elpiji di wilayah ini, khususnya di daerah-daerah perbatasan, yang diduga diselundupkan ke daerah tetangga. Sebab, ada selisih harga yang cukup tinggi, sehingga pasokan lebih banyak ke daerah tetangga yang harganya dinilai lebih menguntungkan.
"Masyarakat berharap hal itu nir terjadi agar nir menjadi penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg di daerah ini," ujar Rino.
0 Response to "Elpiji 3 Kg Langka, Produsen Kue Kering di Gorontalo Resah"
Posting Komentar